Inspiratif dalam berkarya!
Masih terngiang dalam bayanganku
slogan itu, sebuah jargon yang sekitar 1 tahun yang lalu aku dengung dengungkan
di lingkungan JTETI. Ya aku masih ingat masa saat itu, ketika aku memberanikan
diri untuk menjadi calon dari pucuk pimpinan tertinggi KMTETI. Aku sadar saat
itu aku hanyalah seorang biasa yang hanya menjadi underdog dalam pemilu saat
itu. Aku memang tidak mematok target menjadi seorang ketua KMTETI, mengingat
aku sadar akan kapabilitasku di bandingkan dengan calon lainnya.
Yang aku pikirkan saat itu ketika
musim kampanye berlangsung adalah bagaimana aku bisa mewujudkan kata kata yang
aku koar koarkan. Soalnya aku sadar, aku bukanlah sesosok yang inspiratif di
mata siapapun, menurutku, setidaknya itulah yang aku pikirkan saat itu. Aku pun
hanya bisa lesu, kenapa aku justru menggunakan jargon yang seperti itu, jargon
yang tidak mencerminkan aku banget.
Poster Dulu |
Aku pun meminta nasehat dari
Bapakku. Dan beliau pun berkata “Mas,
masing masing dari kita itu adalah sesosok yang inspiratif bagi orang lainnya. Setiap
orang itu punya caranya sendiri menunjukkan kisah inspiratifnya. Yang
terpenting adalah tetap menjadi dirimu apa adanya. Dan senantiasalah
menginspirasi orang minimal dengan tersenyum”
Dan dari situlah aku yakin bahwa
aku juga merupakan sosok inspiratif untuk orang lain. Tersenyum! Ya setidaknya
aku berusaha untuk selalu tersenyum dan selalu semangat dengan kondisi dan
situasi apapun saat itu. Senantiasa berbuat hal yang bermanfaat, menebar
kebaikan dan semangat dalam mengerjakan hal apapun.
Tujuanku memang bukan mencari
massa ataupun tim pemenang. Mindsetku saat itu berubah, aku hanya ingin menjadi
lebih baik dalam hidupku, menjadi seseorang yang senantiasa berguna untuk
siapapun. Menjadi sesosok yang inspiratif bagi siapapun yang ada di sekitarku.
Hari pemilihan pun tiba. Kalau
tidak salah waktu itu pencoblosan di laksanakan 2 hari. Di akhir hari pertama, Tiba
tiba pikiran dan niat ini mendadak menjadi sebuah dilema. Semua menjadi berbeda
ketika teman teman di kubu lawan menyemangati calonnya dan berkoar koar calonnya
bakal menang. Sungguh, saat itu, niat yang sudah tak tanamkan untuk tidak
mentargetkan menang menjadi goyah
Hari penghitungan suara pun tiba,
saat itu di lobby lantai 2 JTETI depan ruang akademik. Hasilnya pun mengejutkan,
membuat aku menyesal pernah mengubah niatku kembali menjadi menang. Tertegun.
Terdiam tanpa kata. Sedih dan Menyesal
Tapi Allah punya rencana lain...
1 minggu setelahnya, aku di
tawari untuk mengisi posisi sebagai ketua departemen Akademis oleh ketua
terpilih. Dan tanpa aku pikir panjang lagi langsung aku iyakan. Aku punya
alasan tersendiri mengapa menerima tawaran itu.
Yang pertama, aku tau bahwa akademis
dari zaman zaman sebelum ini tuh merupakan organisasi yang kaku, yang terkesan
bawaannya selalu serius dan membosankan. Aku ingin merubah mindset itu di
akademis.
Yang kedua adalah, Pengalaman.
Aku ingin mencari pengalaman sebanyak banyaknya di organisasi. Pengalaman
memimpin sebuah kelompok, pengalaman menjaaga komitmen dalam organisasi dan
pengalaman lainnya yang mungkin hanya bisa didapat ketika berorganisasi
Dan yang ketiga, Mewujudkan
jargon ku dulu. Bukan berarti tidak menjadi ketua KM berarti tidak menjalankan
apa yang dulu dulu pernah aku ucapkan, termasuk menjalankan jargonku dulu. Inspiratif dalam Berkarya.
Departemen Akademis 2014 |
Saat itu aku ingin menjadikan apa
yang aku pimpin, apa yang aku bimbing membawa sebuah perubahan, memberikan
sebuah pengalaman dan menjadikan sesuatu yang inspiratif. Departemen Akademis “Inspiratif
dalam Berkarya”
Dan tak terasa 1 semester telah
berlalu..
Alhamdulillah banyak prestasi
yang di torehkan bersama departemen ini. Perubahan pun mulai datang sedikit
demi sedikit. Segala sesuatu dan cita cita yang dulu pernah di impikan perlahan
mulai terwujud. Lewat departemen ini aku belajar banyak. Yang terpenting adalah
belajar bagaimana menjaga konsistensi antara ucapan dan realita kenyataan yang
ada. Dan Alhamdulillah aku mendapatkan itu :)
Sekarang masih tersisa 1 semester
lagi di masa bakti sebagai kadept. Masih ada 1 semester untuk membenahi segala
lini yang ada. Masih ada 1 semester untuk membuktikan bahwa akademis bisa
konsisten untuk senantiasa menginspirasi masyarakat JTETI.
0 Komentar:
Posting Komentar