Generasi Muda Untuk
Indonesia Yang Lebih Baik
(Fauzan Akbar - Teknik Elektro UGM 2012)
Miris, Mungkin kata itu adalah kata yang paling tepat untuk
menggambarkan kondisi Indonesia saat ini. Di saat negara negara lain sudah
banyak melakukan perubahan perubahan signifikan untuk memajukan negaranya, kita
masih jalan di tempat dan bergelut dengan persoalan dan konflik yang senantiasa
melanda negeri tercinta. Kebobrokan di banyak sektor, kemiskinan, kesenjangan
status sosial masih menjadi trending
topic untuk negara Indonesia sampai saat ini. Apalagi jika kita lihat
beberapa peristiwa yang terjadi akhir akhir ini, seolah semakin menampakkan
citra negara Indonesia yang bisa di bilang semakin mengkhawatirkan.
Sangat banyak persoalan yang sedang di hadapi oleh bangsa
Indonesia saat ini, persoalan persoalan yang justru membuat Indonesia menjadi
bangsa yang lemah, yang kehilangan arah dan tujuan awal dari berdirinya bangsa
ini. Contoh dari persoalan polemik yang paling hangat adalah Korupsi. Korupsi
adalah salah satu contoh permasalahan nyata yang sedang terjadi saat ini. Data
dari Transparancy Internasional Indonesia (TTI) menyebutkan bahwa pada tahun
2012, Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia turun peringkat dari 110 menjadi 118
dari 176 negara dengan skor 32, sejajar dengan Republika Dominika, Ekuador,
Mesir dan Madagaskar. Sungguh ironi melihat negeri Indonesia tercinta ini, yang
memiliki beragam keunikan keunikan yang ada didalamnya, namun memiliki petinggi
petinggi yang suka menghambur hamburkan uang negara.
Hukum juga menjadi permasalahan yang cukup mencolok di negeri
ini. Penegakan hukum di Indonesia masih terbilang sangat lemah. Palu hukum
masih dapat di beli dengan uang dan kekuasaan. Prinsip “Yang kaya yang selamat, yang miskin yang melarat” masih sering
terlihat dalam upaya upaya penegakan hukum di Indonesia. Pejabat tinggi
penghambur uang rakyat hanya di hukum 2 tahun penjara, sementara maling ayam
justru di hukum puluhan tahun penjara. Adilkah? Mungkin hanya bagi para hakim
pengambil keputusan itu yang merasa adil.
Berbicara mengenai korupsi dan lembaga penegak hukum, baru
baru ini sedang terjadi kisruh antara 2 lembaga penegak hukum di Indonesia,
yaitu KPK dan Polri. Kisruh yang justru menguatkan pendapat bahwa hukum di
Indonesia masih lemah, masih bisa di beli oleh orang orang tertentu dan masih
bisa di atur oleh orang orang yang punya kekuasaan. Kisruh yang memunculkan
banyak pertanyaan di masyarakat, bagaimana hukum di Indonesia mau lebih baik
kalau antar lembaga penegak hukumnya saja justru saling serang.
Selain topik topik di atas, tentu masih banyak lagi
permasalahan permasalahan krusial lainnya yang sedang dialami Indonesia seperti
angka kemiskinan yang semakin merangkak naik, permasalahan infrastruktur,
Pelayanan fasilitas publik yang tidak kunjung membaik dan masih banyak lagi.
Semua masalah ini sebenarnya bermuara ke satu pertanyaan, yaitu dimanakah peran
pemimpin atau negarawan yang seharusnya memiliki kepekaan sosial dan mampu
membawa perubahan menuju Indonesia ke arah yang lebih baik serta sesuai dengan
cita cita para pendiri dahulu.
Pemimpin atau bisa juga disebut negarawan memiliki andil
besar terhadap segala hal yang terjadi di bangsa ini. Baik buruknya bangsa ini
tidak hanya di tentukan oleh masyarakatnya saja, tapi juga bergantung kepada
pimpinan pimpinan dan politisi yang memegang amanah dari rakyat untuk membawa
negara Indonesia ke arah yang lebih baik. Sayangnya saat ini masih banyak
pimpinan dan politisi yang masih jauh dari yang di harapkan sebagian besar
masyarakat Indonesia serta masih jauh dari cita cita dan tujuan negara ini.
Pada saat pesta demokrasi terbesar 5 tahunan di Indonesia
yang baru saja berlangsung tahun lalu, sering kita lihat poster, baliho dan
bendera para politisi terpampang di seluruh penjuru daerah Nusantara. Promosi besar besaran yang di ikuti dengan
janji janji dari para politisi yang hendak beradu nasib dengan mencari suara
rakyat. Sebagian dari mereka berkoar dengan mengatas namakan perwakilan rakyat
dan membawa janji janji politik yang bisa menggugah hati rakyat agar bisa
memilihnya. Tak jarang para calon politisi tersebut rela menghabiskan uang
hingga puluhan, ratusan juta bahkan milliaran untuk biaya kampanye mereka,
hanya demi sebuah mendapatkan suara rakyat. Selain itu, banyak juga politisi
yang menghalalkan banyak cara demi mendapatkan kekuasaan di tingkat pemerintah.
Politisi yang seperti ini yang justru akan merusak dan
semakin menjauhkan Indonesia dari cita cita utamanya. Politisi yang bermental
uang seperti ini pada umumnya memiliki jiwa kepemimpinan yang lemah, sehingga
tujuan dia mendapatkan kekuasaan adalah demi mendapatkan ketenaran sebagai
politisi ternama namun tidak mementingkan visi dan misi nya yang di koar koarkannya
dahulu. Janji pun tinggal lah janji semata, hanya di ucapkan untuk sekedar
menarik simpati rakyat saja namun realisasinya tidak ada. Pemimpin politis yang
seperti ini pada umumnya mengambil kebijakan hanya untuk penyelesaian jangka
pendek, reaktif kepada permasalahannya dan kepentingan kelompok tertentu,
khususnya partai pengusung atau koalisi pendukung. Kebijakan kebijakan yang di
ambil bukan berdasarkan pada kondisi yang ada, bukan pula berdasarkan hasil
analisis yang tepat dan akurat, namun lebih didasarkan pada kepentingan pribadi
dan golongannya ketimbang kepentingan masyarakat.
Akibatnya, rakyat yang menanggung semua beban dari keputusan
keputusan yang tidak bijak tersebut. Ketika rakyat mengharapkan sebuah
perubahan nyata menuju Indonesia yang lebih baik dari pimpinan dan politisi
yang terpilih, namun yang ada justru rakyat hanya di buat semakin tersiksa dan
menderita dengan keputusan keputusan tersebut. Hal seperti ini yang menjadi
alasan utama mengapa sebagian besar rakyat Indonesia bersikap sinis dan tidak
percaya kepada pemerintahan. Kewibawaan pemerintah turun dimata rakyat.
Masyarakat pun memilih caranya sendiri untuk menyelesaikan masalah ketimbang
menuruti kebijakan pemerintah yang di anggap tidak tepat.
Jika hal yang seperti ini terus di pertahankan, lantas mau
menjadi apa negara Indonesia di masa yang akan datang. Negara Indonesia tidak
akan maju jika pemerintah dan rakyatnya tidak saling bersinergi dan saling bahu
membahu. Indonesia akan tetap senantiasa
terbelakang, bobrok dan tertinggal di banding negara negara lainnya. Indonesia
butuh orang orang yang bisa merubah keadaan dan kondisinya saat ini. Bisa
dikatakan pula Indonesia sedang krisis negarawan dan krisis orang orang yang
berjiwa kepimpinan tinggi. Indonesia rindu akan pemimpin yang visioner, berjiwa
sosial tinggi dan yang peduli kepada Tanah air.
Hal yang paling di butuhkan saat ini adalah generasi muda
penerus bangsa yang siap dan memiliki visi yang kuat untuk membangun Indonesia
serta mengembalikan Indonesia sesuai cita citanya. Generasi muda yang memiliki
jiwa nasionalisme dan patriotisme yang tinggi serta peduli dengan keadaan
Indonesia saat ini. Seorang negarawan sejati harus bisa menyatu dengan rakyat,
mendengar suara rakyat dan ikut tumbuh bersama rakyat, bersedia membantu dan
melayani rakyat tanpa berharap untuk memperkaya diri. Jika generasi muda saat
ini memiliki sifat sifat demikian, pasti lah akan terbentuk generas generasi
penerus yang solid, yang akan membawa Indonesia kemabali pada tujuan awalnya.
Untuk menjadikan generasi muda yang siap merubah Indonesia,
tidak mungkin di lakukan dalam waktu semalam suntuk. Masa masa di kampus
merupakan saat yang tepat untuk mengasah jiwa negarawan pada generasi muda.
Kondisi di kampus yang banyak tekanan dan permasalahan akan menjadi keuntungan
sendiri untuk para generasi muda dalam melatih sifat sifat negarawannya. Lewat
organisasi dan aktivitas di kampus, mahasiswa di latih kemampuan berpikir dan
kemampuan dalam menyelesaikan permasalahan permasalahan yang ada. Di sini pula,
para mahasiswa ini terbiasa dengan pemikiran yang mengedepankan kepentingan
rakyat, menyuarakan aspirasi rakyat dan berjuang dengan penuh totalitas tanpa
pamrih.
Dengan hasil proses pembentukan di kehidupan kampus serta
kebiasaan berpikir yang selalu berorientasi kepada kepentingan rakyat di
harapkan terbentuklah generasi generasi muda yang memiliki jiwa negarawan
sejati dan yang turut ikut aktif berpartisipasi dalam pengelolaan sebuah
negara. Generasi muda yang nantinya akan memegang peran penting dalam penentuan
sebuah keputusan untuk negara. Generasi muda yang seperti inilah yang di
dambakan Indonesia untuk membawa Indonesia ke arah yang lebih baik.
Tinggal yang perlu ditekankan adalah kesadaran diri masing
masing generasi muda untuk memiliki jiwa nasionalis. Karena faktanya masih
banyak generasi muda yang terjebak dengan pola pikir yang salah. Pola pikir
yang bersifat apatis dan tidak peduli kepada negara Indonesia. Memang untuk
menjadi seorang negarawan muda di butuhkan proses yang panjang dan kemauan yang
kuat. Sudah seharusnya generasi muda sebagai orang orang yang mampu mengubah
Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik lagi, menuju Indonesia yang sesuai
dengan cita cita nya dahulu. Jika bukan generasi muda, lantas harus siapa lagi
yang memiliki jiwa muda dan semangat patriotisme untuk menjadikan Indonesia
sebagai bangsa yang maju. Masa depan Indonesia ada di tangan pemuda. Jika
pemuda tidak berinisiatif untuk bergerak, maka Indonesia akan tetap menjadi
negara yang miris yang memiliki kebobrokan yang menjadi jadi.
0 Komentar:
Posting Komentar