Sabar itu ada batasnya. Yap setidaknya kata kata itu sangat
pas untuk beberapa kondisi saat ini. Awalnya aku bisa mengendalikan keadaan
yang ada, namun ketika kondisi sekitar menuntut lebih dan membuat situasi tidak
kondusif, aku lebih memilih mundur saja.
Sebuah kesabaran yang berusaha terus tak bangun dan tak
jaga, namun ketika dari sananya justru memberikan feedback negatif, ya maaf
kalo aku justru lebih memilih untuk menjauh, menjaga jarak mungkin lebih
tepatnya
Aku sebenernya hanya ingin menjaga agar tetap tercipta
keadaan yang sama sama saling menguntungkan, mengasyikkan dan sama sama saling
tersenyum, namun ketika sudah seperti ini, aku harus bagaimana lagi? Menambah
kesabaran lagi? Capek lama lama jika harus terus menerus berjibaku dengan
keadaan ini dan harus menuntut kesabaran lebih.
Dan belum lagi, sebuah usahaku yang sia sia. Ketika aku
berusaha untuk tetap tersenyum dan berusaha senantiasa ceria serta membantu
membuat lingkungan di sekitarku tersenyum karenaku, namun lingkungan berkata
lain, ketika aku justru sebagai korban dari segala bisik bisik kalian. Jahat,
mungkin dalam hati aku berkata seperti itu. Tapi sekali lagi, aku bukan
seseorang yang senang memperkeruh keadaan.
Ada lagi, ketika aku berusaha menjadi pendengar yang baik namun
justru aku di sia sia. Bahkan pernah di sok sok in dengan kata kata yang kurang
enak. Dan yang lebih menyedihkan, itu di omongin di belakang. Salah apa sih
emangnya aku??
Mungkin ucapan di postingan ini ngga teratur, tapi
setidaknya itu yang menggambarkan aku saat ini. Kalo kalian justru berpikir
“Perasaan Ojan baik baik saja deh? Kok malah kayak gini?” , aku justru
bersyukur setidaknya kalian tidak tau apa yang terjadi akhir akhir ini. Tapi
seiring berjalannya waktu, namanya menahan sabar itu melelahkan dan akhirnya
terciptalah tulisan ini.
Maaf kalo ngga bermutu, Cuma pengen nulis aja. Sekian terima
0 Komentar:
Posting Komentar