31 Januari 2010,,
Ku buka kembali memori lama itu.
Memori tepat tanggal tersebut.
Memori yang aku masih ingat hingga sekarang.
Saat itu, Di kala sore mendung gelap.
Minggu sore yang gelap.
Aku mengenakan seragam batik ku.
Beranngkat dengan keyakinan dan keteguhan hati.
Yakin kalau aku bisa.
GOR SMA TN,,
Hujan pun turun dengan lebatnya.
Deras deras dan lebat.
Dalam hati ku berdoa dan senantiasa bernazar.
Semoga aku bisa.
RBP,, Sore itu..
Aku duduk diam manis di sana.
Mendengar pesan singkat dari seorang abang.
Hatiku semakin mantap dan yakin.
Tetep positive thinking.
Itu yang sebenarnya aku harapkan.
Saat aku memejamkan mata..
Gruduk, Gruduk..
Suara Berisik bergemuruh dari belakang.
Ah, itu suara abang abang dan kakak kakak
Mencari adek yang jadi.
3, 4, 5 menit... berlalu..
Aku tak melihat tanda tanda aku di panggil dan di tarik keluar .
Hingga tiba tiba, seorang abang menghampiriku.’
Membentak ku dan memarahi aku.
Tampak suaranya sudah aku kenal.
Abang mentor di mesjid.
Suara kekecewaan nampak darinya.
Seolah mengalir ke dalam aliran darahku.
Tidak tenang pikiranku.
Aku pun menundukan kepalaku.
Tangan ku menutupi wajahku.
Hingga ada suara untuk membuka mata.
Ku lihat sekeliling.
Segelintir orang yang tersisa.
Orang yang tidak beruntung.
Dan itu, termasuk aku.
Diluar RBP,
Hujan lebat turun.
Aku tak bisa menyembunyikan kekecewaan yang amat mendalam
Menahan kesedihan yang amat mendalam.
Langkah ku kembali ke graha.
Di iringi dengan kesedihan.
Entah kenapa
Hingga kini, aku tak ikhlas menerima itu.
Hanya karena tatapan mata yang JARANG terlihat tegas.
Lapis satu, tak menjamin itu pasti jadi,
Omong kosong yang amat besar.
Itu kisah ku,,
Kisah yang pantas untuk di buang jauh jauh .
Meskipun aku tak bisa membuangnya jauh jauh.
Semakin ku buang, semakin ku terpuruk dan jatuh..
Jatuh,, Jatuh...
Hingga kini.. Hingga saat ini ...
0 Komentar:
Posting Komentar