Essay "Negarawan Muda Indonesia"

by 3/16/2015 07:45:00 PM 0 Komentar
Generasi Muda Untuk Indonesia Yang Lebih Baik
(Fauzan Akbar - Teknik Elektro UGM 2012)

Miris, Mungkin kata itu adalah kata yang paling tepat untuk menggambarkan kondisi Indonesia saat ini. Di saat negara negara lain sudah banyak melakukan perubahan perubahan signifikan untuk memajukan negaranya, kita masih jalan di tempat dan bergelut dengan persoalan dan konflik yang senantiasa melanda negeri tercinta. Kebobrokan di banyak sektor, kemiskinan, kesenjangan status sosial masih menjadi trending topic untuk negara Indonesia sampai saat ini. Apalagi jika kita lihat beberapa peristiwa yang terjadi akhir akhir ini, seolah semakin menampakkan citra negara Indonesia yang bisa di bilang semakin mengkhawatirkan.
Sangat banyak persoalan yang sedang di hadapi oleh bangsa Indonesia saat ini, persoalan persoalan yang justru membuat Indonesia menjadi bangsa yang lemah, yang kehilangan arah dan tujuan awal dari berdirinya bangsa ini. Contoh dari persoalan polemik yang paling hangat adalah Korupsi. Korupsi adalah salah satu contoh permasalahan nyata yang sedang terjadi saat ini. Data dari Transparancy Internasional Indonesia (TTI) menyebutkan bahwa pada tahun 2012, Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia turun peringkat dari 110 menjadi 118 dari 176 negara dengan skor 32, sejajar dengan Republika Dominika, Ekuador, Mesir dan Madagaskar. Sungguh ironi melihat negeri Indonesia tercinta ini, yang memiliki beragam keunikan keunikan yang ada didalamnya, namun memiliki petinggi petinggi yang suka menghambur hamburkan uang negara.
Hukum juga menjadi permasalahan yang cukup mencolok di negeri ini. Penegakan hukum di Indonesia masih terbilang sangat lemah. Palu hukum masih dapat di beli dengan uang dan kekuasaan. Prinsip “Yang kaya yang selamat, yang miskin yang melarat” masih sering terlihat dalam upaya upaya penegakan hukum di Indonesia. Pejabat tinggi penghambur uang rakyat hanya di hukum 2 tahun penjara, sementara maling ayam justru di hukum puluhan tahun penjara. Adilkah? Mungkin hanya bagi para hakim pengambil keputusan itu yang merasa adil.
Berbicara mengenai korupsi dan lembaga penegak hukum, baru baru ini sedang terjadi kisruh antara 2 lembaga penegak hukum di Indonesia, yaitu KPK dan Polri. Kisruh yang justru menguatkan pendapat bahwa hukum di Indonesia masih lemah, masih bisa di beli oleh orang orang tertentu dan masih bisa di atur oleh orang orang yang punya kekuasaan. Kisruh yang memunculkan banyak pertanyaan di masyarakat, bagaimana hukum di Indonesia mau lebih baik kalau antar lembaga penegak hukumnya saja justru saling serang.
Selain topik topik di atas, tentu masih banyak lagi permasalahan permasalahan krusial lainnya yang sedang dialami Indonesia seperti angka kemiskinan yang semakin merangkak naik, permasalahan infrastruktur, Pelayanan fasilitas publik yang tidak kunjung membaik dan masih banyak lagi. Semua masalah ini sebenarnya bermuara ke satu pertanyaan, yaitu dimanakah peran pemimpin atau negarawan yang seharusnya memiliki kepekaan sosial dan mampu membawa perubahan menuju Indonesia ke arah yang lebih baik serta sesuai dengan cita cita para pendiri dahulu.
Pemimpin atau bisa juga disebut negarawan memiliki andil besar terhadap segala hal yang terjadi di bangsa ini. Baik buruknya bangsa ini tidak hanya di tentukan oleh masyarakatnya saja, tapi juga bergantung kepada pimpinan pimpinan dan politisi yang memegang amanah dari rakyat untuk membawa negara Indonesia ke arah yang lebih baik. Sayangnya saat ini masih banyak pimpinan dan politisi yang masih jauh dari yang di harapkan sebagian besar masyarakat Indonesia serta masih jauh dari cita cita dan tujuan negara ini.
Pada saat pesta demokrasi terbesar 5 tahunan di Indonesia yang baru saja berlangsung tahun lalu, sering kita lihat poster, baliho dan bendera para politisi terpampang di seluruh penjuru daerah Nusantara.  Promosi besar besaran yang di ikuti dengan janji janji dari para politisi yang hendak beradu nasib dengan mencari suara rakyat. Sebagian dari mereka berkoar dengan mengatas namakan perwakilan rakyat dan membawa janji janji politik yang bisa menggugah hati rakyat agar bisa memilihnya. Tak jarang para calon politisi tersebut rela menghabiskan uang hingga puluhan, ratusan juta bahkan milliaran untuk biaya kampanye mereka, hanya demi sebuah mendapatkan suara rakyat. Selain itu, banyak juga politisi yang menghalalkan banyak cara demi mendapatkan kekuasaan di tingkat pemerintah.
Politisi yang seperti ini yang justru akan merusak dan semakin menjauhkan Indonesia dari cita cita utamanya. Politisi yang bermental uang seperti ini pada umumnya memiliki jiwa kepemimpinan yang lemah, sehingga tujuan dia mendapatkan kekuasaan adalah demi mendapatkan ketenaran sebagai politisi ternama namun tidak mementingkan visi dan misi nya yang di koar koarkannya dahulu. Janji pun tinggal lah janji semata, hanya di ucapkan untuk sekedar menarik simpati rakyat saja namun realisasinya tidak ada. Pemimpin politis yang seperti ini pada umumnya mengambil kebijakan hanya untuk penyelesaian jangka pendek, reaktif kepada permasalahannya dan kepentingan kelompok tertentu, khususnya partai pengusung atau koalisi pendukung. Kebijakan kebijakan yang di ambil bukan berdasarkan pada kondisi yang ada, bukan pula berdasarkan hasil analisis yang tepat dan akurat, namun lebih didasarkan pada kepentingan pribadi dan golongannya ketimbang kepentingan masyarakat.
Akibatnya, rakyat yang menanggung semua beban dari keputusan keputusan yang tidak bijak tersebut. Ketika rakyat mengharapkan sebuah perubahan nyata menuju Indonesia yang lebih baik dari pimpinan dan politisi yang terpilih, namun yang ada justru rakyat hanya di buat semakin tersiksa dan menderita dengan keputusan keputusan tersebut. Hal seperti ini yang menjadi alasan utama mengapa sebagian besar rakyat Indonesia bersikap sinis dan tidak percaya kepada pemerintahan. Kewibawaan pemerintah turun dimata rakyat. Masyarakat pun memilih caranya sendiri untuk menyelesaikan masalah ketimbang menuruti kebijakan pemerintah yang di anggap tidak tepat.
Jika hal yang seperti ini terus di pertahankan, lantas mau menjadi apa negara Indonesia di masa yang akan datang. Negara Indonesia tidak akan maju jika pemerintah dan rakyatnya tidak saling bersinergi dan saling bahu membahu.  Indonesia akan tetap senantiasa terbelakang, bobrok dan tertinggal di banding negara negara lainnya. Indonesia butuh orang orang yang bisa merubah keadaan dan kondisinya saat ini. Bisa dikatakan pula Indonesia sedang krisis negarawan dan krisis orang orang yang berjiwa kepimpinan tinggi. Indonesia rindu akan pemimpin yang visioner, berjiwa sosial tinggi dan yang peduli kepada Tanah air.
Hal yang paling di butuhkan saat ini adalah generasi muda penerus bangsa yang siap dan memiliki visi yang kuat untuk membangun Indonesia serta mengembalikan Indonesia sesuai cita citanya. Generasi muda yang memiliki jiwa nasionalisme dan patriotisme yang tinggi serta peduli dengan keadaan Indonesia saat ini. Seorang negarawan sejati harus bisa menyatu dengan rakyat, mendengar suara rakyat dan ikut tumbuh bersama rakyat, bersedia membantu dan melayani rakyat tanpa berharap untuk memperkaya diri. Jika generasi muda saat ini memiliki sifat sifat demikian, pasti lah akan terbentuk generas generasi penerus yang solid, yang akan membawa Indonesia kemabali pada tujuan awalnya.
Untuk menjadikan generasi muda yang siap merubah Indonesia, tidak mungkin di lakukan dalam waktu semalam suntuk. Masa masa di kampus merupakan saat yang tepat untuk mengasah jiwa negarawan pada generasi muda. Kondisi di kampus yang banyak tekanan dan permasalahan akan menjadi keuntungan sendiri untuk para generasi muda dalam melatih sifat sifat negarawannya. Lewat organisasi dan aktivitas di kampus, mahasiswa di latih kemampuan berpikir dan kemampuan dalam menyelesaikan permasalahan permasalahan yang ada. Di sini pula, para mahasiswa ini terbiasa dengan pemikiran yang mengedepankan kepentingan rakyat, menyuarakan aspirasi rakyat dan berjuang dengan penuh totalitas tanpa pamrih.
Dengan hasil proses pembentukan di kehidupan kampus serta kebiasaan berpikir yang selalu berorientasi kepada kepentingan rakyat di harapkan terbentuklah generasi generasi muda yang memiliki jiwa negarawan sejati dan yang turut ikut aktif berpartisipasi dalam pengelolaan sebuah negara. Generasi muda yang nantinya akan memegang peran penting dalam penentuan sebuah keputusan untuk negara. Generasi muda yang seperti inilah yang di dambakan Indonesia untuk membawa Indonesia ke arah yang lebih baik.

Tinggal yang perlu ditekankan adalah kesadaran diri masing masing generasi muda untuk memiliki jiwa nasionalis. Karena faktanya masih banyak generasi muda yang terjebak dengan pola pikir yang salah. Pola pikir yang bersifat apatis dan tidak peduli kepada negara Indonesia. Memang untuk menjadi seorang negarawan muda di butuhkan proses yang panjang dan kemauan yang kuat. Sudah seharusnya generasi muda sebagai orang orang yang mampu mengubah Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik lagi, menuju Indonesia yang sesuai dengan cita cita nya dahulu. Jika bukan generasi muda, lantas harus siapa lagi yang memiliki jiwa muda dan semangat patriotisme untuk menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang maju. Masa depan Indonesia ada di tangan pemuda. Jika pemuda tidak berinisiatif untuk bergerak, maka Indonesia akan tetap menjadi negara yang miris yang memiliki kebobrokan yang menjadi jadi.

0 Komentar:

Posting Komentar