Becak Nasibmu Kini...

by 10/18/2014 01:52:00 PM 0 Komentar

Halo sobat blogger dimanapun dan dengan siapapun. Pada kangen aku ngepost blog nggak nih? Apa kangen? Iya aku juga kangen buat berbagi cerita sama kalian semua mumumu *Abaikan jika kalian merasa jijik*

Oke kali ini aku mau ngepost tulisan yang agak lebih berbobot dari sebelumnya. Biasanya kan aku sering ceritanya tentang curhatan pribadi, cerita masa masa kehidupan dan lainnya yang ngga jauh dari hal pribadi. Sekarang aku mau nyoba buat lebih terbuka *brb lepas baju dan celana* *oke ini juga bisa di abaikan*
Yap, kali ini aku mau ngepost tentang keprihatinanku terhadap salah satu moda transportasi yang sangat fenomenal dan membudaya di sebagian besar kota di Indonesia. Yap, BECAK. Jadi mungkin becak itu merupakan air yang masih menggenang di pinggir pinggir jalan kalo abis hujan...

Becak....

Oh bukan becak yang itu yang pengen tak bahas, tapi becak yang ini


Becak Darah

Eh salah, ini seriusan kalo yang ini. Buat kalian yang belum tau becak itu apa, ini tak kasih penampakan becak yang sesungguhnya..


Becak yang beneran, yang roda tiga lho bukan yang menjulang tinggi

Keprihatinanku bermula ketika aku tak sengaja melihat sebuah becak yang sedang membawa penumpang lewat didepanku ketika aku lagi makan sendiri (iya sendiri) di sebuah rumah makan sederhana tapi bukan rumah makan padang di Jalan Kaliurang. Lalu tak sengaja terbesit dalam pikiran

“Oiya ya kok di kota Jogjakarta jarang ada becak ya, padahal kan ini kota yang cukup erat dengan budaya?”
“Kok becak di Jogja Cuma ada di Malioboro doang ya dan beberapa didepan hotel gede doang?”

Lalu setelah selesai makan, aku bergegas pergi dengan maksud pengen mencari tau kenapa becak di Jogja terbilang sangat jarang di temukan di jalan jalan kota. Tapi ketika aku mau pergi, ada seseorang memanggilku dengan lirih dari belakang. SERAM!

“Mas, belum bayar makannya, bayar dulu mas!” Ternyata itu suara ibu yang jaga rumah makannya. Yauda aku bayar dulu terus baru bergegas mencari tau pertanyaan pertanyaan sederhana yang timbul di pikrianku

Aku berkeliling kota Jogja sendiri (Iya beneran sendiri kok) dengan kuda putih kesayangan, yang stripingnya warna pink. Rutenya dari Jalan Kaliurang, muter ke lingkungan UGM terus ke arah Tugu Jogja, Stasiun Tugu, Malioboro, Taman Pintar, JEC, Amplaz, Jalan Gejayan, UNY, terus balik lagi ke kampus UGM. Dari hasil survey singkat itu bisa tak ambil beberapa kesimpulan

 Becak ternyata rodanya tiga. Dan ngga punya ban serep!
- Sekitar kampus UGM aku Cuma menemukan 1 becak yang lagi mangkal di depan gedung PAU
 Becak sebagian besar mangkalnya di depan hotel dan di sepanjang malioboro. Dengan sebagian besar yang menaiki transportasi sederhana ini adalah para wisatawan mancanegara.
- Banyak becak yang sekarang sudah menggunakan mesin motor sebagai tenaga penggeraknya, jadi sudah ngga murni tenaga manusia lagi. Meskipun masih ada beberapa yang masih ngayuh pedal untuk mengendarai becak, dan biasanya yang masih ngayuh itu bapak bapak yang sudah sangat tua :’)
- Ketika lagi dari Taman Pintar ke arah JEC, tidak menemukan becak sama sekali. Dalam konteks ini berarti becak tidak mangkal di daerah selain tempat wisata.

Mungkin itu doang sih beberapa fakta yang bisa tak ambil dari hasil survey singkat ku. Terus aku juga iseng nanya ke temen temen soal pendapat mereka tentang becak di Jogjakarta. Maaf untuk nama di samarkan, soalnya aku ngga mau mereka nanti lebih eksis dari aku, jadi nama mereka tak ganti dengan tulisan “TEMENNYA OJAN”

“Becak? Ngapain naik becak, sekarang kan udah ada motor, lagian kalo naik becak mahal banget. Kalo naik motor malah lebih hemat banget. So buat apa naik becak?”   –Temennya Ojan yang pertama, 19 Tahun, Mahasiswa UGM, Jogjakarta-

Kadang ngerasa kasian sih ngeliat bapak bapak yang ngayuh becak, udah cukup sepuh tapi tetep masih mau kerja, padahal pendapatannya ngga nentu,” – Temennya Ojan yang kedua, 19 Tahun, Mahasiswa UGM, Semarang-

“Sebuah dilematis yang teramat sangat, ketika zaman telah berubah dan di isi oleh kendaraan kendaraan yang semakin memudahkan, justru keberadaan becak menjadi imbas dari semua kemajuan tersebut. Miris sebenernya, tapi memang yang tradisional lama kelamaan pasti akan hilang seiring perkembangan zaman” – Temennya Ojan yang ke tiga, 20 Tahun, Mahasiswa UGM, Jogjakarta-

Yak dari pernyataan pernyataan singkat temen temenku di atas, dapat kita lihat bahwa tidak selamanya perkembangan teknologi (dalam hal ini kendaraan) itu bagus untuk semua orang. Pasti, akan ada yang merugi seiring dengan perkembangan zaman. Untuk topik pembicaraan ini, yang tereliminasi dari kehidupan masyarakat adalah keberadaan becak yang semakin lama semakin berkurang. Perlu di ketahui di Jogjakarta sendiri dahulu, becak merupakan sarana transportasi yang sangat sering di gunakan masyarakat. 

Seiring dengan kemunculan kendaraan kendaraan dengan dasarnya mesin, kejayaan becak mulai terusik. Memang perkembangan transportasi semakin memudahkan masyarakat dalam mengunjungi tempat lain. Namun sekali lagi, tak selamanya perkembangan itu selalu membawa dampak yang positif bagi masyarakat. Salah satunya dampak bagi para pengendara becak yang semakin lama keberadaannya semakin sedikit, padahal dengan mengendara becak (mungkin), mereka mencari nafkah. Miris! Tapi ini lah hidup, dimana jika ada sesuatu yang lebih baik dan lebih memudahkan, pasti itulah yang akan di pilih

Faktanya bahwa di Jogjakarta saat ini hanya tersisa 1 Pabrik pembuat becak, padahal dahulu di Jogjakarta sendiri ada 15an pabrik dan bengkel becak (Sumber: JogjaTV). Tidak ada yang tau, sampai kapan becak di Jogjakarta akan terus bertahan, setidaknya saat ini keberadaan becak masih bisa di temui di daerah daerah wisata. Namun apakah becak tersebut bakalan masih akan terus tetap ada beberapa tahun ke depan? Entahlah, hanya perkembangan Zaman yang bisa menjawab.

Sekian tulisan random ini di buat, mohon maaf kalo topiknya justru tentang hal hal yang menurut kalian kurang di anggep penting. Saya di sini Cuma mau cerita dari pandangan pribadi saya tentang keberadaan becak sebagai budaya kita yang semakin menghilang. Terima kasih :)




0 Komentar:

Posting Komentar